• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Permasalahan Lingkungan Pemanasan Global

 Permasalahan Lingkungan Pemanasan Global


Abstrak

Pemanasan global atau sering disebut Global Warming merupakan sebuah kejadian dimana meningkatnya temperatur dan juga merupakan adanya ketidakseimbangan antara ekosistem yang ada di bumi sehingga mengakibatkan adanya proses untuk meningkatnya temperatur rata-rata pada atmosfer seperti uap air, karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O) dan chlorofluorocarbon (CFC) di atmosfer mengakibatkan sebagian dari panas ini dalam bentuk radiasi infra merah tetap terperangkap pada lapisan atmosfer yang menjadikan beberapa dari panas yang berupa radiasi infra merah tetap saja terperangkap pada lapisan atmosfer. Paper ini disusun dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pendekatan deskriptif dalam penelitian ini digunakan agar dapat lebih dalam untuk menjelaskan fenomena dan temuan temuan di lapangan.. Jadi, Terdapat rezim internasional yang dituangkan dalam sebuah perjanjian seperti konvensi maupun protokol yang khususnya terjadi di Eropa. Diantaranya adalah Protokol Helsinki pada tahun 1985, konvensi LRTAP (Long-Range Transboundary Air Pollution) pada tahun 1979, dan Protokol Sofia pada tahun 1988.. diamkan beberapa negara di dunia ikut menandatangani dan menyepakati protokol Kyoto, yang salah satunya berisi tentang mendesak negara industri yang maju untuk meminimalisir efek dari rumah kaca. Masalah lingkungan yang terjadi mendorong banyak orang ilmuwan mencari solusi tidak hanya dalam aspek teoritis tetapi juga dalam praktik. Partai hijau telah dibuat sebagai solusi ketika pihak konvensional tidak dapat menangani isu yang berkaitan dengan lingkungan.


  1. Latar Belakang

Isu lingkungan terutama tentang pemanasan global mulai menjadi perhatian dunia internasional. Isu pemanasan global sebenarnya sudah muncul semenjak abad ke-18,meskipun tidak begitu besar seperti yang terjadi sekarang. Awal kemunculan isu ini ditandai dengan adanya Revolusi Industri. Revolusi Industri merupakan sebuah perubahan pada sistem produksi dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Revolusi ini terjadi setelah ditemukannya mesin uap oleh Thomas Newcomen, dan dikembangkan lebih lanjut oleh James Watt. Mesin uap dianggap lebih praktis dan efisien dalam kegiatan produksi dibandingkan dengan manusia. Hal Inilah yang kemudian mendorong banyak didirikannya pabrik dan alat transportasi pendukung sebagai sarana distribusi barang-barang hasil produksi. Revolusi Industri juga menyebabkanpenambangan serta penggunaan batu bara secara besar-besaran, yang kemudian menyebabkan pencemaran udara besar-besaran. Isu ini kurang begitu mendapatkan banyak perhatian hingga pada tahun 1827 seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis bernama Jean-Baptiste Fourier menggagas teori yang dinamakan “efek gas rumah kaca”. Teori tersebut menyatakan bahwa apa yang terjadi pada lapisan atmosfer serupa dengan apa yang terjadi di dalam sebuah rumah kaca. Pada tahun 1896,Svante Arrhenius, memperkirakan kenaikan suhu bumi hingga 5 atau 6 °C sebagai akibat meningkatnya produksi karbon dioksida. Isu ini baru benar-benar menjadi fokus perhatian setelah Roger Revelle dan Hans Suess mempublikasikan hasil penelitian ilmiahnya mengenai peranan manusia yang tinggi dalam produksi gas rumah kaca. Hingga pada akhirnya semenjaktahun 1980an, ketika isu ini mulai dibawa ke ranah politik, seiring dengan tingginya penggunaan bahan bakar fosil dan tingginya keinginan serta kepentingan dalam mengenai lingkungan hidup.Pemanasan global atau sering disebut Global Warming merupakan sebuah kejadian dimana meningkatnya temperatur dan juga merupakan adanya ketidakseimbangan antara ekosistem yang ada di bumi sehingga mengakibatkan adanya proses untuk meningkatnya temperatur rata-rata pada atmosfer yang berakibat panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Masalah ini terjadi berulang ulang sehingga menyebabkan rata-rata suhu tahunan bumi terus meningkat. Gas buangan kendaraan, pabrik, dan gas buangan dari aktivitas masyarakat terakumulasi pada atmosfer lalu menangkap energi panas dari matahari sehingga menimbulkan suhu di bumi meningkat. Jadi, pada intinya global warming yaitu meningkatnya suhu di bumi secara keseluruhan atau global seperti temperature daratan dan lautan pada bumi yang menyebabkan efek secara langsung dan tidak langsung kepada masa depan bumi termasuk juga manusia dan makhluk hidup lainnya. Fenomena pemanasan global atau global warming sudah dirasakan oleh kalangan manusia di bumi. Berbagai lapisan atau elemen internasional baik pada kelompok sosial masyarakat (LSM), individu, Lembaga pemerintahan, Lembaga dari regional sampai internasional mengkhawatirkan bahwa jika fenomena ini dibiarkan saja pasti akan berdampak luas dan akan mengancam kelangsungan hidup di bumi. Merespon dari kekhawatiran tersebut, para negara negara di dunia secara bersama-sama telah memberikan perhatian lebih terhadap pemanasan global. 

  1. Pembahasan


Pemanasan Global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Solusinya:  Dengan membuat gerakan 

Penyebab Pemanasan Global:

  1. Efek Rumah Kaca

Proses terjadinya efek rumah kaca dapat dijelaskan melalui gambar berikut. Dalam rumah kaca (greenhouse) yang digunakan dalam budidaya terutama di negara yang mengalami musim salju, atau percobaan tanaman dalam bidang biologi dan pertanian, energi matahari (panas) yang masuk melalui atap kaca sebagian dipantulkan keluar atmosfer dan sebagian lainnya terperangkap di dalam greenhouse sehingga menaikkan suhu di dalamnya (Gealson,2007). Contoh lain yang dapat mengilustrasikan kejadian efek rumah kaca adalah, ketika kita berada dalam mobil dengan kaca tertutup yang sedang parkir di bawah terik matahari. Panas yang masuk melalui kaca mobil, sebagian dipantulkan kembali ke luar melalui kaca tetapi sebagian lainnya terperangkap di dalam ruang mobil. Akibatnya suhu di dalam ruang lebih tinggi (panas) daripada di luarnya. Perhatikan gambar berikut

(Gealson,2007).


  1. Efek balik

Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses efek balik yang dihasilkannya, seperti pada penguapan air. Pada awalnya pemanasan akan lebih meningkatkan banyaknya uap air di atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, maka pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Keadaan ini menyebabkan efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 itu sendiri. Peristiwa efek balik ini dapat meningkatkan kandungan air absolut di udara, namun kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat. Karena usia CO2 yang panjang di atmosfer maka efek balik ini secara perlahan dapat dibalikkan (Soden and Held, 2005). Efek balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya oleh es. Lapisan es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat ketika temperatur global meningkat. Bersamaan dengan mencairnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan 

dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Kejadian ini akan menambah faktor penyebab pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, sehingga menjadi suatu siklus yang berkelanjutan (Thomas, 2001).


  1. Variasi Matahari

Pemanasan global dapat pula diakibatkan oleh variasi matahari. Suatu hipotesis menyatakan bahwa variasi dari Matahari yang diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini (Marsh and Henrik, 2000). Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer, sebaliknya efek  rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an. Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950 (Hegerl, et al. 2007, Ammann, et al, 2007).


  1. Polusi udara 

Bahan bakar mesin kendaraan bermotor, seperti mobil, sepeda motor dan kendaraan lainnya menghasilkan gas karbondioksida yang tidak bisa diteruskan keluar angkasa sehingga panas akan mengendap di bumi, sehingga mengakibatkan bumi semakin panas. 


  1. Penggunaan CFC Secara Berlebihan

Chlorofluorocarbon (CFC) adalah suatu bahan kimia yang diproduksi untuk berbagai kebutuhan peralatan rumah tangga seperti AC atau pendingin ruangan dan kulkas. Zat kimia perusak lapisan ozon ini sangat stabil, sehingga bisa mencapai stratosfer secara utuh. Ketika zat tersebut berada di stratosfer, kemudian zat kimia ini diubah oleh radiasi ultraviolet sinar matahari dan mengeluarkan atom-atom klorin merusak ozon.


  1. Polusi Metana Karena Peternakan, Pertanian, dan Perkebunan

Unsur yang berperan besar dalam menyebabkan global warming adalah gas metana. Gas metana yang mempunyai kadar tinggi dapat mengurangi kadar oksigen pada atmosfer bumi sampai sekitar 19,5%


Dampak Pemanasan Global

Pemanasan global telah memicu terjadinya sejumlah konsekuensi yang merugikan baik terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah pulau-pulau kecil tenggelam. Kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir terancam. Pemukiman penduduk dilanda banjir rob akibat air pasang yang tinggi, dan ini berakibat kerusakan fasilitas sosial dan ekonomi. Jika ini terjadi terus  menerus maka akibatnya dapat mengancam sendi kehidupan masyarakat.

  2. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim  menyebabkan musim sulit diprediksi. Petani tidak dapat memprediksi perkiraan  musim tanam akibat musim yang juga tidak menentu. Akibat musim tanam yang sulit diprediksi dan musim penghujan yang tidak menentu maka musim produksi  panen juga demikian. Hal ini berdampak pada masalah penyediaan pangan bagi  penduduk, kelaparan, lapangan kerja bahkan menimbulkan kriminal akibat  tekanan tuntutan hidup. 

  3. Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap  suhu, kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Kenaikan suhu global  menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada  pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisi  ini pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.

  4. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban dan  produktivitas primer sehingga sejumlah hewan melakukan migrasi untuk menemukan habitat baru yang sesuai. Migrasi burung akan berubah disebabkan perubahan musim, arah dan kecepatan angin, arus laut (yang membawa nutrien dan migrasi ikan).

  5. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.

  6. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada  puncaknya.

  7. Perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin menyebabkan terjadinya perubahan arus laut. Hal ini dapat berpengaruh pada migrasi ikan,  sehingga memberi dampak pada hasil perikanan tangkap.

  8. Berubahnya habitat memungkinkan terjadinya perubahan terhadap resistensi kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme tertentu, kondisi ini tidak  menutup kemungkinan adanya pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab  penyakit tropis. Jenis-jenis larva yang berubah resistensinya terhadap perubahan  musim dapat meningkatkan penyebaran organisme ini lebih luas. Ini menimbulkan wabah penyakit yang dianggap baru.


Cara mengatasi pemanasan global

  1. Mengurangi Peningkatan Gas Rumah Kaca

Seluruh elemen masyarakat harus mendukung upaya pelestarian lingkungan dan sumber daya alam serta penegakan hukumnya. Upaya ini harus dilakukan secara komprehensif dan lintas sektor. Misalnya, untuk mengatasi emisi gas-gas rumah kaca akibat peningkatan jumlah kendaraan di Kota Jakarta, harus di atas secara bersama dengan daerah sekitar seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang.  

  1. Mengurangi Polusi Udara Karena Bahan Bakar

Emisi gas karbon yang terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Kita mengenal bahwa paling banyak mesin-mesin kendaraan dan industri digerakkan oleh mesin yang menggunakan bahan bakar ini. Karena itu diupayakan sumber energi lain yang aman dari emisi gas-gas ini, misalnya; menggunakan energi matahari, air, angin, dan bioenergy. 

  1. Mengurangi penggunaan CFC

Penggunaan CFC yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global sehingga perlu adanya antisipasi atau pencegahan dengan cara mengurangi atau menyetop penggunaan barang-barang yang mengandung CFC seperti AC, plastik, hairspray, pilok dll.

  1. Tidak melakukan penggundulan hutan

Hutan merupakan paru-paru dunia yang banyak menghasilkan oksigen untuk berlangsungnya kehidupan makhluk di dunia. Disamping menghentikan penebangan hutan secara liar, maka upaya lain yang dilakukan adalah program reboisasi. Dengan reboisasi maka hutan tidak gundul sehingga CO2 akan terserap oleh tumbuhan dan mengurangi dampak pemanasan global.

  1. Menggunakan energi alternatif

Energi diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sebagian besar energi yang digunakan tersebut bersumber dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas, alam, serta batu bara. Dengan menggunakan energi alternatif selain dapat mengurangi polusi juga dapat meminimalisir dan mengurangi pemanasan global 


DAFTAR PUSTAKA

Gleason, Karen K., Simon Karecki, and R. R. (2007). Climate Classroom: What’s up with global warming? National Wildlife Federation. 

Hegerl, Gabriele C, F. W. Z. (2008). Understanding and Attributing Climate Change. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group Intergovermental Panel on Climate Change.

Marsh, Nigel, Henrik, S. (2000). Cosmic Rays, Clouds, and Climate Space Science Reviews. 94(215-230). 

Soden, Brian J., Held, I. M. (2005). An Assessment of Climate Feedbacks in Coupled OceanAtmosphere Models. Of Climate, 19 (14). 



Share:

Struktur Tanah

 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

KAJIAN IPA SEKOLAH III








Dibuat Oleh:

Kelompok 7



Ardiansah Nugroho (21312241082)

Reni Dyah Wijayanti  (21312241025)

Ika Mutya Rinjani      (21312244032)





DEPARTEMEN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2023








  1. Judul

Pengaruh  Limbah Rumah Tangga Terhadap Kesuburan Tanah ditinjau dari pertumbuhan tanaman 


  1. Permasalahan

         Setiap rumah tangga menghasilkan limbah yang bila tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk bagi kondisi lingkungan. Limbah rumah tangga merupakan buangan berbentuk cair dan padat baik dari dapur, kamar mandi dan cucian. Limbah ini selain berbahaya bagi lingkungan, juga mengganggu kesehatan manusia. Sebab dalam limbah tersebut banyak terdapat kuman dan bakteri yang menyebabkan banyak penyakit. Limbah rumah tangga juga tergolong dalam limbah B3 yaitu salah satu limbah berbahaya yang merujuk pada bahan berbahaya dan beracun karena sifatnya yang dapat merusak, mencemari lingkungan, dan membahayakan kesehatan manusia. Sehingga peneliti perlu mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan yang ada. 


  1. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana pengaruh limbah deterjen terhadap pertumbuhan tanaman? 

  2. Bagaimana pengaruh limbah sabun cuci piring terhadap pertumbuhan tanaman? 

  3. Bagaimana pengaruh limbah bekas cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman? 

  1. Tujuan

  1. Mengetahui bagaimana pengaruh limbah deterjen terhadap pertumbuhan tanaman

  2. Mengetahui pengaruh limbah sabun cuci piring terhadap pertumbuhan tanaman

  3. Mengetahui pengaruh limbah bekas cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman

  1. Dasar Teori

  1. Pengaruh limbah asam terhadap kesuburan tanah

Menurut Damanik (2010), pH rendah dapat menurunkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, fosfat dan menurunkan aktivitas biologi tanah yang berperan penting dalam peningkatan kesuburan dalam sebuah tanah. menurunkan kandungan C organik pada lapisan tanah dapat mempengaruhi keasaman tanah. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu meningkatkan kadar asam organik hasil proses dekomposisi bahan organik; dan menurun kandungan kation basa akibat diserap oleh tanaman kelapa sawit. Seperti dikemukakan oleh Nyakpa dkk. (1988) bahwa pelapukan bahan organik menghasilkan asam-asam organik yang dapat menurunkan pH tanah. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa berkurangnya kandungan kation basa seperti Ca dan Mg yang diserap tanaman juga berperan terhadap penurunan pH tanah. 

  1. Pengaruh limbah basa terhadap kesuburan tanah

Kebutuhan pangan yang terus meningkat mengakibatkan Indonesia harus mengimpor kebutuhan pangan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Selain itu juga, kemajuan teknologi mendorong banyak orang atau industri-industri besar untuk menciptakan kreasi makanan siap saji seperti makanan instan dalam kaleng, dan beberapa produk makanan yang menggunakan kemasan plastik. Perkembangan tersebut akan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia, selain dapat menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi dalam negeri, namun yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana mengelola sampah kaleng dan plastik yang ada di sekitar kita. Keberadaan sampah anorganik seperti kaleng dan plastik akan membanjiri setiap pojokan kawasan perkotaan bahkan sungai dan tanah sehingga dapat mencemari lingkungan. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun sehingga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik tidaklah bijak jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah, air tanah (Nurhenu, 2018). 

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Karena tanah merupakan media tempat hidup bagi tanaman maupun mikroorganisme. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Terlebih lagi dengan terjadinya perubahan iklim yang tidak menentu dimana musim hujan dengan curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan bencana seperti banjir karena banyaknya tumpukan sampah jenis plastik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, sehingga akan menurunkan kualitas dan produktivitas tanah  (Nurhenu, 2018).

Salah satu contoh limbah basa yang sering dijumpai adalah deterjen yang dimana dalam deterjen mengandung senyawa utama yaitu dodesil benzena sulfonat dalam bentuk natrium dodesil benzena sulfonat (NaDBS), senyawa tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan buih. Selain itu terdapat juga senyawa tripolifosfat (STTP) yang berfungsi sebagai builder yang merupakan unsur penting setelah surfaktan. Kedua unsur senyawa tersebut sulit terurai secara alamiah dalam air sehingga akan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang apabila dibuang  kedalam tanah (Izidin, 2001)

  1. Pengaruh limbah netral terhadap kesuburan tanah

Peranan bahan organik dalam meningkatkan ketersediaan P tanah adalah disebabkan dengan membentuk P humik yang mudah diserap tanaman, dapat menyangga pengikatan P oleh koloid tanah dapat terjadi pertukaran antara ion P dengan ion humat (Nyakpa dkk, 1988)

  1. Karakteristik kesuburan tanah

Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam mendukung pertumbuhan dan reproduksinya. Keadaaan tanah yang subur memiliki tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman. Menurut sutedjo (2002), Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat dalam melebihi 150 cm), strukturnya gembur; pH 6 - 6,5 kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup, dan tidak terdapat faktor pembatas dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman. Kesuburan tanah sangat bergantung pada kandungan organik dalam tanah. Sehingga ukuran kesuburan tanah dapat diukur melalui kadar organik dalam tanah. Bahan organic merupakan sumber N yang utama di dalam tanah dan berperan cukup besar dalam proses perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah (Suriadikarta, 2005).

  1. Faktor yang yang mempengaruhi kesuburan tanah

Kesuburan tanah ditentukan oleh berbagai faktor, namun kesuburan tanah dapat diukur dengan berbagai indikator. Beberapa di antaranya adalah kejenuhan basa, kapasitas absorbsi, kandungan liat dan kandungan bahan organik. Kejenuhan basa nilainya dalam bentuk persen. Kejenuhan basa menggambarkan akumulasi susunan kation dalam tanah. Peningkatan nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-basa tanah pada posisi nilai pH tanah yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh. Kapasitas absorbsi merupakan kemampuan tanah untuk mengikat suatu kation dan anion oleh partikel-partikel koloid tanah (koloid liat dan koloid organik). Kapasitas absorbsi mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktivitas pertukaran hara. Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi maka kesuburan tanah semakin baik. Menurut (Silalahi, Lubis, and Hanum 2016), agregat yang stabil dan struktur tanah yang bagus dapat meningkatkan retensi dan transmisi air, sehingga memberikan pertumbuhan tanaman yang lebih baik. 

Kesuburan tanah secara fisik yang lebih baik menunjang pertumbuhan. Beberapa organisme tanah mampu meningkatkan kesuburan tanah melalui hasil samping yang dihasilkan, seperti organisme pelarut fosfat ataupun penambat N-bebas yang hidup bebas/soliter maupun yang hidup bersimbiosis secara mutualisme dengan tanaman. Benang-benang miselium/hifa dari jamur benang (fungi) juga dapat mengikat agregat-agregat tanah untuk saling berikatan, sehingga tidak mudah rusak dan tahan terhadap tekanan fisik/ erosi (Subowo 2010).

Kandungan liat dan kandungan bahan organik menggambarkan kandungan koloid tanah. Koloid tanah ini baik koloid liat maupun koloid organik merupakan partikel tanah yang memiliki luas permukaan tempat terjadinya pertukaran hara. Semakin tinggi jumlah partikel ini maka semakin tinggi kemampuan untuk absorbsi hara dan ruang pori juga makin tinggi. Semakin tinggi partikel koloid ini juga menunjukkan kesuburan tanah yang tinggi. Namun jumlah kandungan liat ini juga harus seimbang dengan jumlah komponen tanah yang lain. Jika kandungan koloid liat yang mendominasi akan mengakibatkan rendahnya peredaran air dan udara dalam tanah rendah atau aerasi tanah, infiltrasi, perkolasi dan permeabilitas tanah rendah. Kandungan bahan organik merupakan indikator paling penting dalam kesuburan tanah. Bahan organik bersifat multifungsi dalam tanah. Bahan organik mampu merubah sifat-sifat tanah, baik sifat fisik, kimia maupun sifat biologi tanah. Beberapa organisme tanah mampu meningkatkan kesuburan tanah melalui hasil samping yang dihasilkan, seperti organisme pelarut fosfat ataupun penambat N-bebas yang hidup bebas/soliter maupun yang hidup bersimbiosis secara mutualisme dengan tanaman. Benang-benang miselium/hifa dari jamur benang (fungi) juga dapat mengikat agregat-agregat tanah untuk saling berikatan, sehingga tidak mudah rusak dan tahan terhadap tekanan fisik/ erosi. Fauna tanah yang hidup di dalam tanah dengan menggali lubang dan mencampur tanah dapat memperbaiki aerasi dan kesuburan tanah (Subowo 2010). 



  1. Alat dan Bahan

Alat : 1. Tali

                2. Gunting

3. Paku

Bahan :1. Tanah

2. Limbah deterjen

                 3. Limbah sabun cuci piring

                 4. Limbah air cucian beras

  1. Cara Kerja

  1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

  2. Membuat empat petak tanah yang ada tanamannya dan dibatasi dengan tali rafia 

  3. Mengikat dengan paku di setiap sudut kotakan. 

  4. Menyiram limbah rumah tangga yang berbeda ke dalam masing-masing kotak tanah secara berkala. 

  5. Mengamati dan mencatat data hasil ke dalam tabel pengamatan


  1. Desain

Variabel bebas : Tanah

Variabel tetap : limbah rumah tangga

Variabel terikat : kesuburan PH tanah


  1.  Data Hasil

Hari

Air deterjen

Air cucian beras

Air cucian piring

  1. Q

Terdapat tanaman kecil berjumlah 5 tanaman

Terdapat tanaman kecil berjumlah 5 tanaman

Terdapat tanaman kecil berjumlah 5 tanaman


Tanaman layu

Tanaman sedikit segar

Tanaman sedikit layu dan terdapat daun yang kering


Tanaman layu dan ada yang kering

Tanaman tambah tinggi dan berjumlah tetap sama.

Tanaman sedikit layu

4.

Tanaman mati seluruhnya

Tanaman masih tetap tumbuh dan segar

Tanaman mati


  1. Pembahasan

Pada praktikum yang berjudul Pengaruh  Limbah Rumah Tangga Terhadap Kesuburan Tanah ditinjau dari pertumbuhan tanaman bertujuan agar mahasiswa mampu untuk dapat mengetahui Bagaimana pengaruh limbah deterjen terhadap pertumbuhan tanaman, mengetahui pengaruh limbah sabun mandi terhadap pertumbuhan tanaman, mengetahui pengaruh limbah bekas cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu PH meter, gunting, tanah. limbah deterjen, limbah sabun cuci piring, limbah air cucian beras. Langkah kerja yang digunakan yaitu pertama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian membuat empat petak tanah yang ada tanamannya dan dibatasi dengan tali rafia, mengikat dengan paku di setiap sudut kotakan, mengukur PH tanah mula-mula, menyiram limbah rumah tangga yang berbeda ke dalam masing-masing kotak tanah secara berkala, setelah 3 hari mengukur PH tanah keempat kotak dengan PH meter, dan terakhir mengamati dan mencatat data hasil ke dalam tabel pengamatan. Dalam praktikum kali ini juga terdapat tiga buah variabel yang digunakan yaitu variabel bebas berupa tanah, kemudian variabel  tetap yaitu limbah rumah tangga dan variabel terikat yaitu kesuburan pH tanah.

Berdasarkan data hasil dapat diketahui bahwa pada petak tanah yang disiram dengan air deterjen mengalami penurunan kesuburan tanah yang ditandai dengan  matinya tanaman yang ada pada petak tersebut. Tanaman yang mulanya segar kemudian mulai layu pada hari kedua, dilanjutkan mulai mengering pada hari ketiga dan mati pada hari ke 4. Hal ini disebabkan karena air limbah deterjen mengandung senyawa yang sulit terurai secara alamiah dalam air seperti STTP dan NaDBS sehingga akan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang apabila dibuang  kedalam tanah (Izidin, 2001). Pada petak yang disiram dengan menggunakan air cucian beras dapat diketahui bahwa tanaman tidak mengalami perubahan dan tetap tumbuh normal setelah pengamatan selama empat hari. Menurut hasil penelitian Anisah (2005) nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor. Nutrisi tersebut terdapat pada cucian air beras. Pemberian air cucian beras pada konsentrasi 100% memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman pare, (Novi & Rizki, 2015). Kemudian pada petak tanah yang disiram dengan menggunakan limbah air cucian piring mengalami hal yang sama seperti pada petak yang disiram dengan limbah air deterjen.


  1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 

  1. Pengaruh limbah deterjen terhadap pertumbuhan tanaman yaitu tanaman menjadi layu dan mati karena limbah deterjen mengandung senyawa yang tidak dapat terurai dan dapat mencemari tanah.

  2. Pengaruh limbah sabun cuci piring terhadap pertumbuhan tanaman yaitu membuat tanaman semakin lama semakin mati.  Karena pH rendah menurunkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. 

  3. Pengaruh limbah cucian beras terhadap pertumbuhan  yaitu dapat membuat tanaman menjadi subur karena karena air cucian beras mengandung nutrisi yang diperlukan oleh tanaman


  1. Daftar Pustaka

Anisah. 2015. Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Bakteri Menggunakan Sumber Karbohidrat Yang Berbeda. Skripsi : Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Damanik, M.M.B, B.E.H. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin, dan H, Hanum, 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU-Press, Medan.

Hakim, N, M. Y., Nyakpa., Lubis, A.M., Nugroho, S.G., Saul, M.R., Diha, M.A., Hong, G.B., dan Bailey, H.H. (1986) “Dasar-Dasar Ilmu Tanah, ” Universitas Lampung. Lampung

Izidin, J. 2001. "Studi Pengolahan Limbah Deterjen' (skripsi). Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", Yogyakarta. 

Nurhenu Karuniastuti. (2018). BAHAYA PLASTIK TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN. FORUM TEKNOLOGI. Vol. 03 No. 1.

Silalahi, Sander Manganju, Kemala Sari Lubis, and Hamidah Hanum. (2016). “Kajian Hubungan Kadar Liat, Bahan Organik Dan Kandungan Air Terhadap Indeks Plastisitas Tanah Di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun.” Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara 4(4):108708.

Subowo, G. (2010). “Strategi Efisiensi Penggunaan Bahan Organik Untuk Kesuburan Dan Produktivitas Tanah Melalui Pemberdayaan Sumberdaya Hayati Tanah.” Jurnal Sumberdaya Lahan 4(1).

Suriadikarta.2005.Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Simanungkalit, R. D. M., Suriadikarta, D. A., Saraswati, R., Setyorini, D., & Hartatik, W. (2006). Pupuk organik dan pupuk hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 








  1.  Dokumentasi


Gambar 1. Bahan yang digunakan

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2. Tanaman disiram limbah detergen

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. Tanaman disiram limbah sunlight 

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4. Tanaman disiram limbah bekas cucian beras

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)


Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.