LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KAJIAN IPA SEKOLAH III
Dibuat Oleh:
Kelompok 7
Ardiansah Nugroho (21312241082)
Reni Dyah Wijayanti (21312241025)
Ika Mutya Rinjani (21312244032)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
Judul
Pengaruh Limbah Rumah Tangga Terhadap Kesuburan Tanah ditinjau dari pertumbuhan tanaman
Permasalahan
Setiap rumah tangga menghasilkan limbah yang bila tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk bagi kondisi lingkungan. Limbah rumah tangga merupakan buangan berbentuk cair dan padat baik dari dapur, kamar mandi dan cucian. Limbah ini selain berbahaya bagi lingkungan, juga mengganggu kesehatan manusia. Sebab dalam limbah tersebut banyak terdapat kuman dan bakteri yang menyebabkan banyak penyakit. Limbah rumah tangga juga tergolong dalam limbah B3 yaitu salah satu limbah berbahaya yang merujuk pada bahan berbahaya dan beracun karena sifatnya yang dapat merusak, mencemari lingkungan, dan membahayakan kesehatan manusia. Sehingga peneliti perlu mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan yang ada.
Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh limbah deterjen terhadap pertumbuhan tanaman?
Bagaimana pengaruh limbah sabun cuci piring terhadap pertumbuhan tanaman?
Bagaimana pengaruh limbah bekas cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman?
Tujuan
Mengetahui bagaimana pengaruh limbah deterjen terhadap pertumbuhan tanaman
Mengetahui pengaruh limbah sabun cuci piring terhadap pertumbuhan tanaman
Mengetahui pengaruh limbah bekas cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman
Dasar Teori
Pengaruh limbah asam terhadap kesuburan tanah
Menurut Damanik (2010), pH rendah dapat menurunkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, fosfat dan menurunkan aktivitas biologi tanah yang berperan penting dalam peningkatan kesuburan dalam sebuah tanah. menurunkan kandungan C organik pada lapisan tanah dapat mempengaruhi keasaman tanah. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu meningkatkan kadar asam organik hasil proses dekomposisi bahan organik; dan menurun kandungan kation basa akibat diserap oleh tanaman kelapa sawit. Seperti dikemukakan oleh Nyakpa dkk. (1988) bahwa pelapukan bahan organik menghasilkan asam-asam organik yang dapat menurunkan pH tanah. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa berkurangnya kandungan kation basa seperti Ca dan Mg yang diserap tanaman juga berperan terhadap penurunan pH tanah.
Pengaruh limbah basa terhadap kesuburan tanah
Kebutuhan pangan yang terus meningkat mengakibatkan Indonesia harus mengimpor kebutuhan pangan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Selain itu juga, kemajuan teknologi mendorong banyak orang atau industri-industri besar untuk menciptakan kreasi makanan siap saji seperti makanan instan dalam kaleng, dan beberapa produk makanan yang menggunakan kemasan plastik. Perkembangan tersebut akan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia, selain dapat menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi dalam negeri, namun yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana mengelola sampah kaleng dan plastik yang ada di sekitar kita. Keberadaan sampah anorganik seperti kaleng dan plastik akan membanjiri setiap pojokan kawasan perkotaan bahkan sungai dan tanah sehingga dapat mencemari lingkungan. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun sehingga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik tidaklah bijak jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah, air tanah (Nurhenu, 2018).
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Karena tanah merupakan media tempat hidup bagi tanaman maupun mikroorganisme. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Terlebih lagi dengan terjadinya perubahan iklim yang tidak menentu dimana musim hujan dengan curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan bencana seperti banjir karena banyaknya tumpukan sampah jenis plastik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, sehingga akan menurunkan kualitas dan produktivitas tanah (Nurhenu, 2018).
Salah satu contoh limbah basa yang sering dijumpai adalah deterjen yang dimana dalam deterjen mengandung senyawa utama yaitu dodesil benzena sulfonat dalam bentuk natrium dodesil benzena sulfonat (NaDBS), senyawa tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan buih. Selain itu terdapat juga senyawa tripolifosfat (STTP) yang berfungsi sebagai builder yang merupakan unsur penting setelah surfaktan. Kedua unsur senyawa tersebut sulit terurai secara alamiah dalam air sehingga akan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang apabila dibuang kedalam tanah (Izidin, 2001)
Pengaruh limbah netral terhadap kesuburan tanah
Peranan bahan organik dalam meningkatkan ketersediaan P tanah adalah disebabkan dengan membentuk P humik yang mudah diserap tanaman, dapat menyangga pengikatan P oleh koloid tanah dapat terjadi pertukaran antara ion P dengan ion humat (Nyakpa dkk, 1988)
Karakteristik kesuburan tanah
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam mendukung pertumbuhan dan reproduksinya. Keadaaan tanah yang subur memiliki tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman. Menurut sutedjo (2002), Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat dalam melebihi 150 cm), strukturnya gembur; pH 6 - 6,5 kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup, dan tidak terdapat faktor pembatas dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman. Kesuburan tanah sangat bergantung pada kandungan organik dalam tanah. Sehingga ukuran kesuburan tanah dapat diukur melalui kadar organik dalam tanah. Bahan organic merupakan sumber N yang utama di dalam tanah dan berperan cukup besar dalam proses perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah (Suriadikarta, 2005).
Faktor yang yang mempengaruhi kesuburan tanah
Kesuburan tanah ditentukan oleh berbagai faktor, namun kesuburan tanah dapat diukur dengan berbagai indikator. Beberapa di antaranya adalah kejenuhan basa, kapasitas absorbsi, kandungan liat dan kandungan bahan organik. Kejenuhan basa nilainya dalam bentuk persen. Kejenuhan basa menggambarkan akumulasi susunan kation dalam tanah. Peningkatan nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-basa tanah pada posisi nilai pH tanah yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh. Kapasitas absorbsi merupakan kemampuan tanah untuk mengikat suatu kation dan anion oleh partikel-partikel koloid tanah (koloid liat dan koloid organik). Kapasitas absorbsi mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktivitas pertukaran hara. Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi maka kesuburan tanah semakin baik. Menurut (Silalahi, Lubis, and Hanum 2016), agregat yang stabil dan struktur tanah yang bagus dapat meningkatkan retensi dan transmisi air, sehingga memberikan pertumbuhan tanaman yang lebih baik.
Kesuburan tanah secara fisik yang lebih baik menunjang pertumbuhan. Beberapa organisme tanah mampu meningkatkan kesuburan tanah melalui hasil samping yang dihasilkan, seperti organisme pelarut fosfat ataupun penambat N-bebas yang hidup bebas/soliter maupun yang hidup bersimbiosis secara mutualisme dengan tanaman. Benang-benang miselium/hifa dari jamur benang (fungi) juga dapat mengikat agregat-agregat tanah untuk saling berikatan, sehingga tidak mudah rusak dan tahan terhadap tekanan fisik/ erosi (Subowo 2010).
Kandungan liat dan kandungan bahan organik menggambarkan kandungan koloid tanah. Koloid tanah ini baik koloid liat maupun koloid organik merupakan partikel tanah yang memiliki luas permukaan tempat terjadinya pertukaran hara. Semakin tinggi jumlah partikel ini maka semakin tinggi kemampuan untuk absorbsi hara dan ruang pori juga makin tinggi. Semakin tinggi partikel koloid ini juga menunjukkan kesuburan tanah yang tinggi. Namun jumlah kandungan liat ini juga harus seimbang dengan jumlah komponen tanah yang lain. Jika kandungan koloid liat yang mendominasi akan mengakibatkan rendahnya peredaran air dan udara dalam tanah rendah atau aerasi tanah, infiltrasi, perkolasi dan permeabilitas tanah rendah. Kandungan bahan organik merupakan indikator paling penting dalam kesuburan tanah. Bahan organik bersifat multifungsi dalam tanah. Bahan organik mampu merubah sifat-sifat tanah, baik sifat fisik, kimia maupun sifat biologi tanah. Beberapa organisme tanah mampu meningkatkan kesuburan tanah melalui hasil samping yang dihasilkan, seperti organisme pelarut fosfat ataupun penambat N-bebas yang hidup bebas/soliter maupun yang hidup bersimbiosis secara mutualisme dengan tanaman. Benang-benang miselium/hifa dari jamur benang (fungi) juga dapat mengikat agregat-agregat tanah untuk saling berikatan, sehingga tidak mudah rusak dan tahan terhadap tekanan fisik/ erosi. Fauna tanah yang hidup di dalam tanah dengan menggali lubang dan mencampur tanah dapat memperbaiki aerasi dan kesuburan tanah (Subowo 2010).
Alat dan Bahan
Alat : 1. Tali
2. Gunting
3. Paku
Bahan :1. Tanah
2. Limbah deterjen
3. Limbah sabun cuci piring
4. Limbah air cucian beras
Cara Kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Membuat empat petak tanah yang ada tanamannya dan dibatasi dengan tali rafia
Mengikat dengan paku di setiap sudut kotakan.
Menyiram limbah rumah tangga yang berbeda ke dalam masing-masing kotak tanah secara berkala.
Mengamati dan mencatat data hasil ke dalam tabel pengamatan
Desain
Variabel bebas : Tanah
Variabel tetap : limbah rumah tangga
Variabel terikat : kesuburan PH tanah
Data Hasil
Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul Pengaruh Limbah Rumah Tangga Terhadap Kesuburan Tanah ditinjau dari pertumbuhan tanaman bertujuan agar mahasiswa mampu untuk dapat mengetahui Bagaimana pengaruh limbah deterjen terhadap pertumbuhan tanaman, mengetahui pengaruh limbah sabun mandi terhadap pertumbuhan tanaman, mengetahui pengaruh limbah bekas cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu PH meter, gunting, tanah. limbah deterjen, limbah sabun cuci piring, limbah air cucian beras. Langkah kerja yang digunakan yaitu pertama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian membuat empat petak tanah yang ada tanamannya dan dibatasi dengan tali rafia, mengikat dengan paku di setiap sudut kotakan, mengukur PH tanah mula-mula, menyiram limbah rumah tangga yang berbeda ke dalam masing-masing kotak tanah secara berkala, setelah 3 hari mengukur PH tanah keempat kotak dengan PH meter, dan terakhir mengamati dan mencatat data hasil ke dalam tabel pengamatan. Dalam praktikum kali ini juga terdapat tiga buah variabel yang digunakan yaitu variabel bebas berupa tanah, kemudian variabel tetap yaitu limbah rumah tangga dan variabel terikat yaitu kesuburan pH tanah.
Berdasarkan data hasil dapat diketahui bahwa pada petak tanah yang disiram dengan air deterjen mengalami penurunan kesuburan tanah yang ditandai dengan matinya tanaman yang ada pada petak tersebut. Tanaman yang mulanya segar kemudian mulai layu pada hari kedua, dilanjutkan mulai mengering pada hari ketiga dan mati pada hari ke 4. Hal ini disebabkan karena air limbah deterjen mengandung senyawa yang sulit terurai secara alamiah dalam air seperti STTP dan NaDBS sehingga akan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang apabila dibuang kedalam tanah (Izidin, 2001). Pada petak yang disiram dengan menggunakan air cucian beras dapat diketahui bahwa tanaman tidak mengalami perubahan dan tetap tumbuh normal setelah pengamatan selama empat hari. Menurut hasil penelitian Anisah (2005) nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor. Nutrisi tersebut terdapat pada cucian air beras. Pemberian air cucian beras pada konsentrasi 100% memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman pare, (Novi & Rizki, 2015). Kemudian pada petak tanah yang disiram dengan menggunakan limbah air cucian piring mengalami hal yang sama seperti pada petak yang disiram dengan limbah air deterjen.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Pengaruh limbah deterjen terhadap pertumbuhan tanaman yaitu tanaman menjadi layu dan mati karena limbah deterjen mengandung senyawa yang tidak dapat terurai dan dapat mencemari tanah.
Pengaruh limbah sabun cuci piring terhadap pertumbuhan tanaman yaitu membuat tanaman semakin lama semakin mati. Karena pH rendah menurunkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah.
Pengaruh limbah cucian beras terhadap pertumbuhan yaitu dapat membuat tanaman menjadi subur karena karena air cucian beras mengandung nutrisi yang diperlukan oleh tanaman
Daftar Pustaka
Anisah. 2015. Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Bakteri Menggunakan Sumber Karbohidrat Yang Berbeda. Skripsi : Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Damanik, M.M.B, B.E.H. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin, dan H, Hanum, 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU-Press, Medan.
Hakim, N, M. Y., Nyakpa., Lubis, A.M., Nugroho, S.G., Saul, M.R., Diha, M.A., Hong, G.B., dan Bailey, H.H. (1986) “Dasar-Dasar Ilmu Tanah, ” Universitas Lampung. Lampung
Izidin, J. 2001. "Studi Pengolahan Limbah Deterjen' (skripsi). Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", Yogyakarta.
Nurhenu Karuniastuti. (2018). BAHAYA PLASTIK TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN. FORUM TEKNOLOGI. Vol. 03 No. 1.
Silalahi, Sander Manganju, Kemala Sari Lubis, and Hamidah Hanum. (2016). “Kajian Hubungan Kadar Liat, Bahan Organik Dan Kandungan Air Terhadap Indeks Plastisitas Tanah Di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun.” Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara 4(4):108708.
Subowo, G. (2010). “Strategi Efisiensi Penggunaan Bahan Organik Untuk Kesuburan Dan Produktivitas Tanah Melalui Pemberdayaan Sumberdaya Hayati Tanah.” Jurnal Sumberdaya Lahan 4(1).
Suriadikarta.2005.Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Simanungkalit, R. D. M., Suriadikarta, D. A., Saraswati, R., Setyorini, D., & Hartatik, W. (2006). Pupuk organik dan pupuk hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Dokumentasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar